Tuan, mohon perjelas maksud kedatanganmu. Agar saya bisa tahu harus membawamu masuk sampai bagian rumah yang mana.
Teras depan, kah? Ruang tamu, kah? Ruang keluarga, kah? Atau mungkin Tuan bisa saya ajak masuk ke dalam kamar?
Maaf, Tuan. Mohon maklumi saya. Saya bukan bermaksud kurang ajar. Hanya saja, sudah lama tidak ada tamu yang datang.
Saya sedikit bingung, Tuan. Saya bahkan lupa, kapan dan apa yang ditinggalkan oleh tamu yang terakhir datang.
Bisa jadi bahagia yang bercampur debu di atas lemari, atau justru duka yang saya tumpuk menggunung di dekat lumbung padi.